Back

EUR/USD: Pertumbuhan Kasus COVID-19 Bisa Membebani Mata Uang Tunggal

  • EUR/USD naik lebih tinggi dengan S&P 500, mengabaikan penurunan saham APAC. 
  • Kenaikan besar terlihat tidak mungkin karena bangkitnya virus memunculkan selera risiko. 
  • Villeroy de Galhau dari ECB mengatakan kebijakan moneter harus tetap longgar untuk mencapai target harga. 

Sementara EUR/USD terlihat hijau pada saat ini, kenaikan tampak terbatas karena meningkatnya jumlah kasus virus Corona cenderung membebani ekuitas Eropa . 

Pada saat ini, pasangan tersebut diperdagangkan di 1,1240, naik 0,20% pada hari ini. Dolar diperdagangkan lemah, mungkin didukung berita menggembirakan yang terkait dengan vaksin virus Corona dan  yang meningkat di bursa berjangka AS. S&P 500 futures saat ini melaporkan kenaikan 0,10%, setelah turun lebih dari 0,5% pada awal hari ini. 

Namun, berita Tiongkok gagal mengajukan penawaran beli di bawah ekuitas Asia dan bursa berjangka Eropa. Pada saat ini, indeks utama Asia seperti Nikkei, S & P/ASX 200 dan Hang Seng masing-masing turun setidaknya 1%. Saham-saham di Tiongkok juga melaporkan penurunan 0,7%. Sementara itu, kontrak berjangka terkait dengan indeks CAC Perancis dan DAX Jerman masing-masing turun 0,4% dan 0,10%. 

Suasana yang gelisah dapat dikaitkan dengan ketakutan akan gelombang kedua wabah virus. Jumlah kasus di seluruh dunia naik di atas 10 juta selama akhir pekan. AS mencatat  rekor kasus virus untuk 3 hari berturut-turut pada hari Sabtu dan Tokyo mencatat 60 kasus baru pada hari Ahad, penghitungan harian tertinggi sejak 4 Mei. 

Dengan kebangkitan virus yang mengurangi selera risiko, peluang tampak tetap pada kenaikan EUR/USD. Selain itu, komentar dovish pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa Francois Villeroy de Galhau pada hari Ahad dapat membatasi kenaikan mata uang bersama. Pembuat kebijakan mengatakan bahwa kebijakan moneter harus tetap longgar sampai target inflasi bank sentral sebesar 2% jelas terlihat. 

Di sisi data, indeks sentimen ekonomi dan bisnis Zona Euro dijadwalkan untuk dirilis pada pukul 09:00 GMT (16:00 WIB) pada hari ini, setelah itu fokus akan bergeser ke Indeks Harga Konsumen Jerman (MoM) (Juni), yang akan dirilis pada pukul 12:00 GMT (19:00 WIB). Di AS, data perumahan AS dan indeks manufaktur Fed regional akan dirilis. 

 

Berita Harga USD/IDR: Rupiah Indonesia Merosot Ke Terendah Multi-Hari Di Sekitar 14,250

 Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Senin, bahwa bank sentral, Bank Indonesia, dapat menanggung 100% dari beban unt
Baca lagi Previous

GBP/USD: Tinggalkan Terendah Bulanan, Fokus Pada 1,2400 Menjelang Pembicaraan Brexit

GBP/USD berada dalam penawaran beli di dekat 1,2370, naik 0,24%, menjelang pembukaan London pada hari ini. Cable baru-baru ini memantul dari terendah
Baca lagi Next