Back

Rupiah Bertahan Dekat 15.415 saat Melemahnya Dolar AS karena Powell Tegaskan Isyarat Pemangkasan di September

  • Rupiah telah kembali menguat ke 15.415 setelah sempat anjlok akibat gejolak politik pada hari Kamis lalu.
  • Powell menegaskan pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September, melemahkan Dolar AS lebih jauh.
  • PDB dan PCE AS merupakan data penting yang akan dicermati oleh para pedagang dan investor pekan ini.

Setelah pergerakan yang volatil pada pekan lalu, pasangan mata uang USD/IDR kini berada di dekat support 15.400. Rupiah Indonesia (IDR) kembali melanjutkan penguatannya di sekitar 15.415 melawan Dolar AS yang melemah secara luas karena Powell mengisyaratkan secara jelas terkait pemangkasan suku bunga di bulan September. Rupiah berpotensi bergerak sideways hari ini, sebelum adanya dorongan lebih lanjut yang mendukung penguatan mata uang ini. 

Setelah kekacauan politik di dalam negeri yang terjadi Kamis lalu, Rupiah kembali menunjukkan taringnya, yang terlihat lebih unggul dibandingkan dengan beberapa mata uang negara besar lainnya, terhadap EUR menguat 1,59%, GBP 1,38%, AUD 0,99% dan NZD 0,77%.

Pada simposium ekonomi tahunan The Fed Kansas City di Jackson Hole yang berlangsung pada hari Jumat, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa "waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan." Pernyataan ini muncul saat pasar menunggu kepastian lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter di AS, dengan fokus pada penyesuaian suku bunga untuk mengendalikan inflasi tanpa merusak pertumbuhan ekonomi.

Dukungan internal juga telah ditunjukkan oleh para pejabat The Fed dalam rapat FOMC bulan Juli yang dipublikasikan pekan lalu. Sebagian besar pejabat The Fed menganggap pemangkasan suku bunga pada bulan September akan tepat, asalkan tidak ada kejutan data ekonomi yang signifikan. Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, mendukung pemangkasan sebanyak dua atau tiga kali pada tahun 2024, kecuali jika ada perubahan besar dalam data ekonomi AS. Di sisi lain, Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan bahwa inflasi sedang menuju target 2% dan mendukung fokus baru The Fed pada pasar kerja. Segala sesuatu untuk mendukung pemangkasan suku bunga telah terjadi, lanjutnya.

Sementara itu, di Timur Tengah, ketegangan meningkat pada hari Minggu pagi ketika Hizbullah dan Israel saling adu dengan meluncurkan rudal besar-besaran, seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Konflik ini menambah kompleksitas situasi keamanan di wilayah tersebut, dengan risiko eskalasi yang dapat meluas. Perkembangan ini menggarisbawahi dinamika ketegangan geopolitik yang terus berlanjut di kawasan tersebut, dengan dampak potensial terhadap stabilitas regional dan keamanan global yang berpengaruh secara luas termasuk ke Indonesia.

Fokus pada minggu ini adalah Produk Domestik Bruto (PDB) AS awal disetahunkan untuk kuartal kedua dan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi  (Personal Consumption Expenditures/PCE) untuk bulan Juli, yang akan dirilis pada hari Kamis dan Jumat.
 

NZD/USD Turun Menuju 0,6200 setelah Mundur dari Level Tertinggi Tujuh Pekan

NZD/USD diperdagangkan di sekitar 0,6210 setelah turun dari level tertinggi tujuh bulan di 0,6236, yang disentuh pada hari Jumat. Namun, penurunan pasangan NZD/USD mungkin terbatas karena sentimen dovish seputar Federal Reserve AS (The Fed) mengenai prospek kebijakannya.
Baca lagi Previous

Produksi Industri (Bln/Bln) Singapura Juli: 10.1% versus -3.8%

Produksi Industri (Bln/Bln) Singapura Juli: 10.1% versus -3.8%
Baca lagi Next